Selasa, 10 September 2013

Matius 5:21-16


18 Februari 2014                                 
“Mendengar Perintah”
aya tidak tahu ada berapa dari saudara yang masih ingat setiap larangan-larangan yang dilontarkan orang tua kepada kita sewaktu kita masih kecil. Apapun itu pastinya sebuah ajaran sehat yang mendidik untuk menjadi lebih baik. Dan setelah merenung-renung akan semua itu dalam situasi sekarang yang semakin menantang ini justru ajarannya semakin berat juga dan yang memilih untuk menjadi lebih baik tentunya akan melakukan ajaran tersebut.
Dalam khotbah di bukit Tuhan Yesus memberi ajaran kepada murid-murid dan orang banyak yang mendengar pada saat itu bahwa bukan hanya dosa yang terang-terangan saja seperti membunuh yang akan mendapat hukuman namun bagi yang marah kepada saudaranya yakni kemarahan yang mendendam yang secara tidak adil yakni menghendaki kematian orang lain haruslah dihukum. Dan kepada mereka yang memaki dengan kata “Kafir” berarti tolol/kurang akal, akan diadili di hadapan mahkama Agama dan bagi yang mengatakan “jahil” yang berarti bodoh dalam ajaran agama akan diserahkan ke dalam api yang menyala-nyala. Karena itu ketika hal-hal tersebut tidak dibereskan terlebih dahulu lalu datang menyembah Tuhan dan mereka ingat akan hal itu maka mereka harus kembali lebih dulu untuk berdamai kapanpun dan dimana pun.
Allah sama sekali tidak menghendaki anak-anak-Nya menghadap Dia dengan masih memelihara akar-akar pahit dalam dirinya. Ia hanya mau disembah oleh mereka yang murni hatinya, pikirannya, kata-katanya dan dengan sikap hidupnya. Karena ketika ada relasi buruk dengan orang lain maka mereka sebagai lawan akan mengaduh kepada Tuhan lewat doa, dan Tuhan akan bertindak untuk menyerahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Jadi sampai kapanpun tidak ada kata atau istilah libur dalam menerima dan menaati perintah Tuhan dalam hidup kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar