Jumat, 23 Mei 2014

Zakharia 4:1-14 Kuasa Allah dalam mewujudkan rencana-Nya



Saudara yang dikasihi Tuhan. Kuasa apa yang sedang dicari orang dalam dunia saat ini? sebagian orang sedang mencari kuasa TATA.. yaitu “Tahta dan harTa”. Karena ketika memilki kedua hal ini, maka apapun yang dia rencanakan atau yang ingin dia lakukan akan terwujud dengan kata lain ada dukungan dari belakang. Makanya orang hampir bahkan sampai gila berjuang untuk mendapatkan semuanya ini. Saya kira orang Indonesia termasuk kita di toraja masih ada pada situasi seperti ini dalam masa pencalonan dan pemilihan pemimpin, baik tingkat daerah maupun tingkat pusat, yang sepertinya bagi beberapa orang sia-sialah hidup mereka jika tidak memiliki kedua hal tersebut. Itu kuasa yang ada dalam dunia ini dan sedang diperebutkan hingga sampai saat ini. Tapi meskipun demikian tidaklah akan menyamai kuasa yang daripada Tuhan. Khotbah kita saat ini tidak akan berfokus untuk politik, lebih kepada apa yang dilakukan Allah kepada umat-Nya.
To Mentiruran katakan bahwa Nabi Zakharia mulai bernubuat bersamaan dengan nabi Hagai, pada tahun kedua zaman Darius, yaitu tahun 520 sM, hampir 20 tahun setelah rombongan kembali dari Babel di bawah pemerintahan raja Koresh. Kisahnya dapat dibaca dalam kitab Ezra pasal 1-6, khususnya bahwa pembangunan Bait Allah mandek selama zaman Koresh (Ezr 4:5). Raja yang kemudian, Darius, ternyata pemimpin yang lebih baik, dan Ezr 5:1-2 menceritakan bagaimana pembangunan itu didorong kembali oleh nabi Hagai, nabi Zakharia, serta Zerubabel, bupati Yehuda (Hag 1:1) dan Yosua, imam besar (Hag 1:1). Bait Allah itu selesai pada tahun keenam zaman Darius (Ezr 6:15),[1] 
Sehingga pada perikop kita kali ini masih bagian dari Zakharia yang mendesak warga Yerusalem atau orang Yahudi yang tersisa untuk membangun kembali kota dan Bait Allah mereka. Enam pasal pertama berisi serangkaian delapan penglihatan yang diberikan kepadanya pada waktu malam selama dua tahun pertama pembangunan kembali. Semua penglihatan ini memberikan semangat kepada umat itu untuk melihat apa yang mereka lakukan dari segi rencana Allah untuk mendatangkan pemulihan yang lebih besar, yakni pemulihan rohani di masa depan. Dalam perikop kita kali ini, Zakharia melihat kandil emas yang berhiaskan dua pohon zaitun. Kandil ini adalah kandil minyak Zaitun yang memiliki tujuh pelita setingkat, disusun di bawah sebuah tempat minyak. Minyak mengalir dari tempat minyak sehingga pelita itu tetap penuh. Tempat minyak itulah yang melambangkan kuasa Allah melalui Roh Kudus yang tak habis-habis dan melimpah bagi mereka. Pantas saja mereka harus tahu karena mereka berkali-kali meninggalkan Tuhan, menyakiti hati Tuhan dengan jalan mengambil dan mengikuti kehendak mereka sendiri tapi Tuhan tetap bermurah hati memberi pengampunan dan pembebasan kepada mereka.
Saudara yang kekasih, mari kita simak kata ”tak habis-habis dan melimpah", ba’tu tae’ upu’na sia lempan artinya selalu ada persediaan kasih, pengampunan dan pembebasan, persediaan tuntunan kepada anak-anak-Nya. Sangat menarik bukan? Lantas kira-kira apa yang tidak habis dalam dunia ini? sepertinya tidak ada yang tidak habis? Karena suatu saat semuanya akan habis dan berakhir. Mata airpun akan mengalami kekeringan dan apapun itu, termasuk kita yang kadang harus kehilangan kasih dan perhatian dalam dunia ini, kehilangan sesuatu yang sangat berarti. Tapi kuasa Allah melalui Roh Kudus-Nya tidak akan ada habisnya. Dia selalu punya persediaan akan apa yang kita butuhkan. Tapi yang sering menggoda kita adalah keraguan dan ingin menyerah. Jangan ada lagi yang ragu. Lihatlah apa yang dilakukan-Nya kepada bangsa ini.
Juga pelita yang kemudian disoroti disini pelita memiliki tujuh saluran atau corot dengan sumbu, jadi seluruhnya terdiri atas 49 lampu. Bayangkan betapa terangnya! Lampu-lampu itu melambangkan umat Allah yang memancarkan terang ke dunia karena aliran Roh Kudus yang berlimpah-limpah. Umat atau mereka ini yang ketika dipulihkan dan mendapat aliran Roh Kudus akan mampu untuk memancarkan cahaya terang itu kepada bangsa-bangsa lain termasuk tempat dimana mereka dibuang. Demikian halnya dengan kita, yang karena kita memiliki keterhubungan kepada sumber maka ada terus kuasa atau tenaga untuk memancarkan terang dalam dunia ini (ilustrasi senter, dstx).
Kedua pohon Zaitun melambangkan pelayanan pemerintahan dan imamat Zerubabel dan Yosua (psl.3), Kedua pemimpin itu harus menuntun umat itu kepada hidup yang dimungkinkan oleh kuasa Roh Kudus (a.12). Merekalah yang menjadi kunci sehingga kuasa roh Allah akan menghasilkan pembangunan Bait Allah. Hal menarik kita pelajari di sini mengenai kedua tokoh ini yakni Zerubabel dan Yosua. Zerubabel adalah seorang Bupati dan Yosua adalah seorang imam yang keduanya punya peran untuk memperbaiki bangsa. Bupati dan iman kerjasama bukankah ini adalah sesuatu hal yang sangat hebat dansangat langkah terjadi? jadi mestinya Gereja dan politik bisa bersatu untuk membawa perubahan, dan ini bisa menjadi pelajaran bagi kita semua bahwa gereja dan pemerintah tidak bisa dipisahkan. Syukur bahwa kita dalam jemaat ini banyak yang Tuhan pakai di bidang pemerintahan, sehingga kita semakin mengerti bahwa hal-hal yang menyangkut kerohanian atau gereja tidak bisa kita abaikan meskipun kita ditempatkan di pemerintahan atau mengurus hal-hal yang menyangkut politik. Demikian juga di Gereja bukan berarti kita sama sekali tidak akan memikirkan apa yang terjadi di Negara atau bangsa serta daerah kita. Karena itu mari kita bergandengan tangan untuk pembangunan dalam jemaat kita dan juga di daerah kita.
Kedua pohon ini juga lebih kepada lambang pelayanan pemerintahan dan imamat Yesus Kristus sendiri. dialah yang membabtis dalam Roh Kudus, dan semua pemenuhan selanjutnya bersumber pada Kristus.
Allah lewat malaikat-Nya menegaskan kepada Zakharia tentang makna dari penglihatan tersebut untuk kemudian dilanjutkan kepada Zerubabel agar dapat menguatkannya karena upayanya membangun bait Allah berkali-kali dihalangi. Yang mau diandalkan dalam pembagunan ini bukan keperkasaan dan bukan kekuatan tetapi semata-mata adalah pimpinan Roh Allah (6). Ia diharapkan untuk mampu menyelesaikan pembangunan tersebut meskipun kesulitan tampaknya sebesar gunung dapat diatasi dengan kuasa Roh Kudus yang bekerja. Zakharia mendapatkan juga penjelasan mengenai permata bermata tujuh yang menunjuk kepada "mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi" (ayat 10b). Ketujuh mata permata itu dimengerti sebagai pengawasan Tuhan bahwa pembangunan bait Allah itu akan membawa efek yang luar biasa, yaitu pembangunan kerajaan-Nya di muka bumi ini.
Saudara meskipun berita ini disampaikan kepada Zerubabel, itu dapat diterapkan kepada semua orang percaya termasuk saudara dan saya. Kekuatan senjata, kuasa politik atau kekuatan manusia tidak dapat melaksanakan pekerjaan Allah; kita hanya dapat melaksanakan pekerjaan-Nya jikalau kita diberi kuasa oleh Roh Kudus. seperti yang terjadi bagi Gideon dalam Hakim-hakim 6:34 “Pada waktu itu Roh TUHAN menguasai Gideon; ditiupnyalah sangkakala dan orang-orang Abiezer dikerahkan untuk mengikuti dia. Menguasai secara harafiah berarti “mengenakan”, “membajui”, jadi Roh Allah sendiri mengenakan diri-Nya pada Gideon supaya melengkapinya untuk melayani umat Allah dan Gideon pun keluar dengan kuasa Roh. Pengalaman dikuasai dan didiami oleh Roh dijanjikan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus. Kita sendiri telah tahu bahwa Yesus memulai pelayanan-Nya dengan kuasa Roh Kudus (Luk 4:1,18) dan gereja diberi kuasa oleh Roh Kudus pada hari pentakosta. (Kis 1:8). Hanya jikalau Roh Kudus terus memerintah dan menguasai hidup kita barulah kita dapat melaksanakan kehendak Allah bagi kita; Jikalau pekerjaan Roh Kudus tidak ada di antara kita, maka perlawanan terhadap pekerjaan Tuhan dan persoalan-persoalan rohani akan membuat kita kewalahan. Saudara yang kekasih, mari kita evaluasi motivasi kita selama ini, evaluasi kuasa yang sedang kita kejar untuk rencana hidup kita sehingga tidak lagi mengijinkan kuasa Allah dalam melaksanakan rencana-Nya bagi hidup kita.
Dan berbicara mengenai pembangunan, sejenak kita merenung, pembangunan apa yang sedang kita perjuangkan sekarang ini? tidakkah dari dulu sampai sekarang jemaat/gereja tertentu terus menerus berlomba dan berjuang untuk pembangunan fisik. Itu perlu tapi adakah keseimbangan dengan pertumbuhan atau pembangunan iman serta karakter kita jemaat. Jangan sampai kita seperti ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang dikecam Yesus dan diibaratkan dengan kuburan yang dari luar tampak indah yang dilabur putih akan tetapi di dalamnya penuh kebusukan tulang belulang. Maksudnya jangan sampai kita punya bagunan fisik yang megah dan wah tetapi iman kita jemaat kering bahkan mati. Karena itu sdr2, Tidak peduli seberapa pentingnya pembangunan iman itu bagi orang lain, tapi kita harus ingat bahwa memang hal itu adalah sesuatu yang tidak hanya penting tapi genting bagi kita karena punya nilai dan kepentingan kekal.
Tuhan ingin mewujudkan rencana-Nya bagi hidup kita termasuk janji-janji-Nya. Jadi jangan coba-coba untuk menghalangi kuasa Allah dengan cara mencari kuasa lain dalam dunia ini. Mari berdoa. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar