Saudara
yang dikasihi Tuhan. Kuasa apa yang sedang dicari orang dalam dunia saat ini? sebagian
orang sedang mencari kuasa TATA.. yaitu “Tahta dan harTa”. Karena ketika
memilki kedua hal ini, maka apapun yang dia rencanakan atau yang ingin dia
lakukan akan terwujud dengan kata lain ada dukungan dari belakang. Makanya
orang hampir bahkan sampai gila berjuang untuk mendapatkan semuanya ini. Saya
kira orang Indonesia termasuk kita di toraja masih ada pada situasi seperti ini
dalam masa pencalonan dan pemilihan pemimpin, baik tingkat daerah maupun
tingkat pusat, yang sepertinya bagi beberapa orang sia-sialah hidup mereka jika
tidak memiliki kedua hal tersebut. Itu kuasa yang ada dalam dunia ini dan
sedang diperebutkan hingga sampai saat ini. Tapi meskipun demikian tidaklah
akan menyamai kuasa yang daripada Tuhan. Khotbah kita saat ini tidak akan
berfokus untuk politik, lebih kepada apa yang dilakukan Allah kepada umat-Nya.
To Mentiruran katakan bahwa Nabi
Zakharia mulai bernubuat bersamaan dengan nabi Hagai, pada tahun kedua zaman
Darius, yaitu tahun 520 sM, hampir 20 tahun setelah rombongan kembali dari
Babel di bawah pemerintahan raja Koresh. Kisahnya dapat dibaca dalam kitab Ezra
pasal 1-6, khususnya bahwa pembangunan Bait Allah mandek selama zaman Koresh (Ezr 4:5). Raja yang kemudian,
Darius, ternyata pemimpin yang lebih baik, dan Ezr 5:1-2 menceritakan
bagaimana pembangunan itu didorong kembali oleh nabi Hagai, nabi Zakharia,
serta Zerubabel, bupati Yehuda (Hag 1:1) dan Yosua,
imam besar (Hag 1:1). Bait Allah itu selesai pada tahun keenam zaman
Darius (Ezr 6:15),[1]
Sehingga
pada perikop kita kali ini masih bagian dari Zakharia yang mendesak warga
Yerusalem atau orang Yahudi yang tersisa untuk membangun kembali kota dan Bait
Allah mereka. Enam pasal pertama berisi serangkaian delapan penglihatan yang
diberikan kepadanya pada waktu malam selama dua tahun pertama pembangunan
kembali. Semua penglihatan ini memberikan semangat kepada umat itu untuk
melihat apa yang mereka lakukan dari segi rencana Allah untuk mendatangkan
pemulihan yang lebih besar, yakni pemulihan rohani di masa depan. Dalam perikop
kita kali ini, Zakharia melihat kandil emas yang berhiaskan dua pohon zaitun. Kandil
ini adalah kandil minyak Zaitun yang memiliki tujuh pelita setingkat, disusun
di bawah sebuah tempat minyak. Minyak mengalir dari tempat minyak sehingga
pelita itu tetap penuh. Tempat minyak itulah yang melambangkan kuasa Allah
melalui Roh Kudus yang tak habis-habis dan melimpah bagi mereka. Pantas saja
mereka harus tahu karena mereka berkali-kali meninggalkan Tuhan, menyakiti hati
Tuhan dengan jalan mengambil dan mengikuti kehendak mereka sendiri tapi Tuhan
tetap bermurah hati memberi pengampunan dan pembebasan kepada mereka.
Saudara
yang kekasih, mari kita simak kata ”tak habis-habis dan melimpah", ba’tu tae’
upu’na sia lempan artinya selalu ada persediaan kasih, pengampunan dan
pembebasan, persediaan tuntunan kepada anak-anak-Nya. Sangat menarik bukan? Lantas
kira-kira apa yang tidak habis dalam dunia ini? sepertinya tidak ada yang tidak
habis? Karena suatu saat semuanya akan habis dan berakhir. Mata airpun akan
mengalami kekeringan dan apapun itu, termasuk kita yang kadang harus kehilangan
kasih dan perhatian dalam dunia ini, kehilangan sesuatu yang sangat berarti.
Tapi kuasa Allah melalui Roh Kudus-Nya tidak akan ada habisnya. Dia selalu
punya persediaan akan apa yang kita butuhkan. Tapi yang sering menggoda kita
adalah keraguan dan ingin menyerah. Jangan ada lagi yang ragu. Lihatlah apa yang
dilakukan-Nya kepada bangsa ini.
Juga pelita yang kemudian disoroti disini pelita memiliki tujuh saluran atau corot dengan
sumbu, jadi seluruhnya terdiri atas 49 lampu. Bayangkan betapa terangnya! Lampu-lampu itu melambangkan umat Allah yang
memancarkan terang ke dunia karena aliran Roh Kudus yang berlimpah-limpah. Umat
atau mereka ini yang ketika dipulihkan dan mendapat aliran Roh Kudus akan mampu
untuk memancarkan cahaya terang itu kepada bangsa-bangsa lain termasuk tempat
dimana mereka dibuang. Demikian halnya dengan kita, yang karena kita memiliki
keterhubungan kepada sumber maka ada terus kuasa atau tenaga untuk memancarkan
terang dalam dunia ini (ilustrasi senter,
dstx).
Kedua pohon Zaitun melambangkan pelayanan pemerintahan dan
imamat Zerubabel dan Yosua (psl.3), Kedua pemimpin itu harus menuntun umat itu
kepada hidup yang dimungkinkan oleh kuasa Roh Kudus (a.12). Merekalah yang
menjadi kunci sehingga kuasa roh Allah akan menghasilkan pembangunan Bait Allah.
Hal menarik kita pelajari di sini mengenai kedua tokoh ini yakni Zerubabel dan
Yosua. Zerubabel adalah seorang Bupati dan Yosua adalah seorang imam yang keduanya
punya peran untuk memperbaiki bangsa. Bupati dan iman kerjasama bukankah ini
adalah sesuatu hal yang sangat hebat dansangat langkah terjadi? jadi mestinya Gereja
dan politik bisa bersatu untuk membawa perubahan, dan ini bisa menjadi
pelajaran bagi kita semua bahwa gereja dan pemerintah tidak bisa dipisahkan.
Syukur bahwa kita dalam jemaat ini banyak yang Tuhan pakai di bidang
pemerintahan, sehingga kita semakin mengerti bahwa hal-hal yang menyangkut
kerohanian atau gereja tidak bisa kita abaikan meskipun kita ditempatkan di
pemerintahan atau mengurus hal-hal yang menyangkut politik. Demikian juga di
Gereja bukan berarti kita sama sekali tidak akan memikirkan apa yang terjadi di
Negara atau bangsa serta daerah kita. Karena itu mari kita bergandengan tangan untuk
pembangunan dalam jemaat kita dan juga di daerah kita.
Kedua pohon ini juga lebih kepada
lambang pelayanan pemerintahan dan imamat Yesus Kristus sendiri. dialah yang
membabtis dalam Roh Kudus, dan semua pemenuhan selanjutnya bersumber pada
Kristus.
Allah
lewat malaikat-Nya menegaskan kepada Zakharia tentang makna dari penglihatan
tersebut untuk kemudian dilanjutkan kepada Zerubabel agar dapat menguatkannya
karena upayanya membangun bait Allah
berkali-kali dihalangi. Yang mau diandalkan dalam pembagunan ini bukan
keperkasaan dan bukan kekuatan tetapi semata-mata adalah pimpinan Roh Allah
(6). Ia diharapkan untuk mampu menyelesaikan pembangunan tersebut meskipun
kesulitan tampaknya sebesar gunung dapat diatasi dengan kuasa Roh Kudus yang
bekerja. Zakharia mendapatkan juga penjelasan mengenai permata bermata tujuh
yang menunjuk kepada "mata TUHAN, yang menjelajah seluruh bumi" (ayat
10b). Ketujuh mata permata itu dimengerti sebagai pengawasan Tuhan bahwa
pembangunan bait Allah itu akan membawa efek yang luar biasa, yaitu pembangunan
kerajaan-Nya di muka bumi ini.
Saudara meskipun berita ini disampaikan kepada Zerubabel,
itu dapat diterapkan kepada semua orang percaya termasuk saudara dan saya.
Kekuatan senjata, kuasa politik atau kekuatan manusia tidak dapat melaksanakan
pekerjaan Allah; kita hanya dapat melaksanakan pekerjaan-Nya jikalau kita
diberi kuasa oleh Roh Kudus. seperti yang terjadi bagi Gideon dalam Hakim-hakim
6:34 “Pada waktu itu Roh TUHAN menguasai Gideon; ditiupnyalah
sangkakala dan orang-orang Abiezer dikerahkan untuk mengikuti dia.
Menguasai secara harafiah berarti “mengenakan”, “membajui”, jadi Roh Allah
sendiri mengenakan diri-Nya pada Gideon supaya melengkapinya untuk melayani
umat Allah dan Gideon pun keluar dengan kuasa Roh. Pengalaman dikuasai dan
didiami oleh Roh dijanjikan kepada semua orang yang percaya kepada Yesus
Kristus. Kita sendiri telah tahu bahwa Yesus memulai pelayanan-Nya dengan kuasa
Roh Kudus (Luk 4:1,18) dan gereja diberi kuasa oleh Roh Kudus pada hari
pentakosta. (Kis 1:8). Hanya jikalau Roh Kudus terus memerintah dan menguasai
hidup kita barulah kita dapat melaksanakan kehendak Allah bagi kita; Jikalau
pekerjaan Roh Kudus tidak ada di antara kita, maka perlawanan terhadap pekerjaan
Tuhan dan persoalan-persoalan rohani akan membuat kita kewalahan. Saudara yang
kekasih, mari kita evaluasi motivasi kita selama ini, evaluasi kuasa yang
sedang kita kejar untuk rencana hidup kita sehingga tidak lagi mengijinkan
kuasa Allah dalam melaksanakan rencana-Nya bagi hidup kita.
Dan berbicara mengenai pembangunan, sejenak kita merenung,
pembangunan apa yang sedang kita perjuangkan sekarang ini? tidakkah dari dulu
sampai sekarang jemaat/gereja tertentu terus menerus berlomba dan berjuang untuk
pembangunan fisik. Itu perlu tapi adakah keseimbangan dengan pertumbuhan atau
pembangunan iman serta karakter kita jemaat. Jangan sampai kita seperti
ahli-ahli Taurat dan orang Farisi yang dikecam Yesus dan diibaratkan dengan
kuburan yang dari luar tampak indah yang dilabur putih akan tetapi di dalamnya
penuh kebusukan tulang belulang. Maksudnya jangan sampai kita punya bagunan
fisik yang megah dan wah tetapi iman kita jemaat kering bahkan mati. Karena itu
sdr2, Tidak peduli seberapa pentingnya pembangunan iman itu bagi orang lain,
tapi kita harus ingat bahwa memang hal itu adalah sesuatu yang tidak hanya
penting tapi genting bagi kita karena punya nilai dan kepentingan kekal.
Tuhan
ingin mewujudkan rencana-Nya bagi hidup kita termasuk janji-janji-Nya. Jadi jangan
coba-coba untuk menghalangi kuasa Allah dengan cara mencari kuasa lain dalam
dunia ini. Mari berdoa. Amin